Beberapa
orang lebih suka menggunakan sistem CDI AC, tapi terkendala pada
beberapa perangkat sistem yang tidak tersedia. Untuk Merzy dibawah tahun
'83, terkendala mereka menggunakan platina. Sedang pabrikan diatas
tahun '84, mereka menggunakan CDI DC. Lalu bagaimana untuk menjadi AC?
Saya akan coba merubah sistem pengapian CDI DC ke CDI AC, terkhusus pada jenis Cobra (tahun '84 keatas.)
Yang perlu dipersiapkan adalah CDI AC milik Supra-X atau Honda Grand,
dan spul pengapian milik Force-1. Dan tentu saja angker spul bawaan
Binter Merzy. Dan perubahan extreme akan dilakukan pada angker tersebut.
Pertama, dari 12 karen yang ada harus dipotong 3 buah. Sehingga akan
tersisa 9 karen khusus untuk pengisian saja. Pada space hasil potongan 3
karen tadi diukir sesuai dengan posisi dudukan spul milik Force-1 tadi.
Dibuat sedemikian rupa sehingga kaki-kaki spul tertanam di angker.
Ada 2 kutub pada spul Force-1 tadi. Satu untuk menuju CDI, dan satu lagi
sebagai masa (negatif). Alangkah ringkasnya bila masa spul pengapian
dan spul pengisian dijadikan satu dan dibaut pada baut angker. Sehingga
tidak terlalu banyak kabel yang keluar.
Kabel yang keluar dari spul Force-1 tadi akan langsung mendapat CDI AC.
Ckup hanya 2 kabel yang keluar dari tutup magnet. Satu menuju CDI dan
satu lagi sebagai pengisian menuju kiprok.
Dan jangan lupa, lilitan pada 3 karen tadi harus dibagi rata pada 9
karen yang tersisa. Sehingga jumlah lilitan total tetap sama, dan tidak
mengurangi jumlah arus pengisian.
Sebagai pengatur arus ke CDI, tetap menggunakan pulser. Alangkah baiknya
bila pulser menggunakan milik Grand atau milik Shogun. Sehingga jarak
tempuhnya sama.
Semoga membantu....
Oleh : Damian Risandra
Binter Merzy, Semua Demi Sahabat!
Membuat sesuatu indah, terkadang
enggak perlu ngoyo alias usaha keras. Seperti yang dialami Dicky
Christian Fransiscus di Binter Merzy alias KZ200 miliknya. Cukup
bermodal tangki dan beberapa penyesuaian yang rasanya tidak terlalu
sulit, sudah bikin kesan berbeda.
Garapan dan konsep modifikasi,
semuanya diserahkan ke Mustafa Kemal Pasha. Teman yang juga sekaligus
pemilik workshop Mulia Mitra Motor. “Konsepnya retro. Tapi lebih ke
Kawasaki KZ500 keluaran 1975-an,” ungkap pria akrab disapa Kemal itu.
Toh,
karena enggak ngoyo, proses garapan cukup lama. Yap! Sekitar 3 bulan,
untuk bikin hati Dicky terpana. “Kesulitannya cari part orisinal KZ200
saja,” kata Kemal dari bengkelnya di Jl. H Mencong No. 41, Ciledug,
Tangerang.
Sesuai konsep, proses berburu tangki KZ500 terus
dilakukan. Beruntung, tangki ketemu di salah satu tempat part limbah.
Tapi, meski wadah bahan bakar itu sudah didapat, pria 33 tahun itupun
tetap melakukan sedikit ubahan.
"Ubahannya hanya mengecilkan
tangki. Sisi kiri-kanan diciutkan 2 cm,” cerita Kemal. Sebab kalau
langkah ini gak dilakukan, tangki akan terlihat dominan dan besar.
Maklum, kan tangki milik motor 500cc. Malah, tangki yang kecil itu makin
serasi bersanding dengan lampu orisinal bawaan KZ200.
Kesan retro juga ditimbulkan pemakaian ban. Lewat desain kembangan ban
motor lama, justru tampil memperkuat konsep. Tapi, demi mewujudkannya,
butuh usaha sedikit lebih. Terutama, di buritan alias bagian belakang.
"Penyesuaian
hanya di bagian swing arm. Arm orisinal ditambah panjangnya sekitar
10cm,” tambah suami dari Eva Dwi Cahyanti itu. Jika langkah ini tidak
dilakukan, ban jadi mentok ke arm. Karena profil ban yang berukuran
4,00x18.
Ketika punya motor keren, pastinya Dicky tidak mau
direpotkan di jalan. Ogah mogok maksudnya. He..he..he... Maka itu, Kemal
ganti pengapian platina jadi CDI. “CDI pakai BRT Dual Band buat Suzuki
Shogun 125. Semua agar Dicky senang,” tutup Kemal. Demi sahabat
(www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Inoue 4,00x18
Ban belakang : Inoue 4,00x18
Pelek depan : Champ 2,15x18
Pelek belakang : Champ 3,50x18
ama aslinya adalah Kawasaki KZ-200, tapi di Indonesia lebih terkenal
dengan sebutan Binter Merzy. Hal ini tak lepas dari nama sebuah
distributor tunggal pemegang merek yang mengimportnya dari Jepang dengan
nama PT. Bintang Terang Indonesia…menurut berita yang beredar
perusahaan ini dulunya adalah milik buronan kelas kakap Indonesia yaitu
Eddy Tansil.
Pertama kali didatangkan ke Indonesia secara CBU pada tahun 1980.
Dinegara asalnya Jepang sana, motor ini tidak mendapat perhatian serius
dari konsumen dalam negeri, tapi berbeda dengan disini (Indonesia),
motor dengan basis touring cruiser sejati ini malahan mendapat sambutan
yang antusias oleh para penggemarnya. Kemungkinan hal ini terjadi, pada
masa itu belum ada motor batangan lokal yang mempunyai kubikasi sebesar
200cc. Bisa dibilang Kawak Binter Merzy adalah pelopor motor laki yang
berkubikasi besar dikelasnya. Karena besarnya permintaan pasar lokal,
sampai pada tahun 1985′an pernah tersebar berita bahwa Binter akan
mengimport Kawasaki KZ-250 double silinder ke Indonesia, tapi hal
tersebut batal dikaranekan adanya regulasi pembatasan sepeda motor lokal
untuk kapasitas mesin tidak boleh lebih dari 200cc oleh pemerintah kita
kala itu, dengan alasan keselatan pengendaranya dijalan…hmmm masuk
akalkah alasannya???

Peredaran
Kawasaki KZ-200 dijalanan Indonesia boleh dibilang relatif singkat,
yakni kisaran 6 tahun saja. Pertama keluar tahun 1980, berakhir pada
tahun 1986′an. Hal ini ditengarai karena adanya masalah internal
keuangan yang ada dipihak PT. Bintang Terang itu sendiri. Mau tidak mau
semua produksi motor dari ATPM tersebut dihentikan peredarannya dari
jalanan Indonesia. Sungguh disayangkan…
Selama masa edar diatas, KZ-200 mengalami 4 kali perubahan design
teknologi dan body secara minor, barangkali hal ini dilakukan untuk
mengejar efek tak jenuh bagi calon konsumennya.
Pada tahun 1980 s/d 1981 akhir, Binter Merzy pertama kali keluar dengan
mengandalkan pengapian platina, model tangki mempunyai lekuk sedikit
membulat, lampu depan bulat, lampu belakang kotak sedikit berlekuk
membulat, pada dasbor speedo tidak ada indikator fuel meter dan berspion
bulat.
Pada tahun 1982, hampir masih sama dengan model tahun 81, tapi
pembedanya hanya pada lampu depan yang sudah menggunakan model kotak.
Pada tahun 1983, Binter Merzy melakukan sedikit facelift pada bagian
lampu sein depan belakang dengan mengambil bentuk kotak, design tangki
sudah meninggalkan kesan membulat alias kotak dan sudah menerapkan
pengapian CDI.
Pada tahun 1984 awal s/d 1985′an, akhirnya KZ-200 Binter Merzy ini,
melengkapi mesinnnya dengan engine balancer, lampu utama depan belakang
sudah kotak, lampu sein depan belakang kotak juga, pada dasbor speedo
meter sudah ada panel indikator fuel meter, kedua spion berbentuk kotak
dan model tangkinya, kata para penggemarnya berbentuk seperti kepala
ular kobra, yang sampai sekarang untuk Binter Merzy keluaran terakhir
ini disebut sebagai Merzy Kobra.

Adapun spesifikasi dari KZ-200, diluar pengapiannya ada yang menggunakan
platina maupun CDI, adalah sebagai berikut: mesin menggunakan teknologi
4 langkah berkubikasi 198cc SOHC berpendingin udara, Bore x Stroke
adalah 66 x 58mm, Rasio kompresi 9.0:1, Torsi 16.8nm pada 7.000rpm,
Berkarburasi Keihin 26-PW, Bertransmisi 5 percepatan, menggunakan roda
depan berdiameter 18″-275 berpenghenti laju disk brake, sedangkan
belakang 17″-350 berpenghenti laju tromol, dan total berat keseluruhan
motor ini adalah 136kg. Kecepatan maksimal yang bisa diraihnya adalaha
120kph dengan kondisi standar pabrikan.

Last….itulah sedikit ringkasan cerita dari saya pribadi tentang
perjalanan Kawasaki Binter Merzy di Indonesia. Bagi kebanyakan orang
awam mungkin motor ini banyak yang tidak tahu bahkan terlupakan, tapi
bagi para pecintanya, KZ-200 adalah sosok motor legenda yang harus
dijaga keberadaannya dari ancaman kepunahan, dengan segala keterbatasan
onderdil suku cadang asli…mereka para Merzy Lovers masih tetap setia
untuk tetap merawat dan melestarikan motor ini, walaupun kanibal spare
part adalah opsi terakhirnya.
Pernah
nonton film CHIPS ? Baik yang versi asli yang dibintangi Eric Estrada
maupun film CHIPS (Cara Hebat Ikut Penanggulangan masalah Sosial ) versi
Warkop DKI, di ke dua film tersebut ada beberapa kesamaan salah satunya
adalah motor KZ200. Motor jenis cruiser ini di Indonesia lebih dikenal
dengan nama Kawasaki Binter Merzy.
Sekilas tentang Binter
Di
Indonesia, Binter adalah merek lokal dari sepeda motor Kawasaki di
Indonesia. Nama Binter adalah singkatan dari "Bintang Terang", yaitu
nama perusahaan distributor sepeda motor ini. Merek ini terakhir
digunakan pada tahun 1983 ketika Kawasaki di Indonesia menutup usahanya.
Sepeda motor Kawasaki di kemudian hari membuka kembali usahanya di
Indonesia tetapi tidak lagi menggunakan merek "Binter"
Binter
Merzy / KZ200 adalah sepeda motor kelas menengah dengan mesin 200 cc
silinder tunggal. Motor ini adalah sepeda motor produksi massal resmi
terbesar kapasitas mesinnya di Indonesia sampai pada saat Suzuki Thunder
250cc diluncurkan di Indonesia.
Pada
tahun 1983, sepeda motor ini mengadopsi sistem CDI sampai produksinya
dihentikan pada tahun 1984. Awal produksi spesifikasi ini disebut Merzy
CDI.
Pada
tahun 1984, Selama masa produksi terdapat 1 kali perubahan model
ditahun akhir dari model pendahulunya menjadi lebih sporty atau yang
biasa disebut merzy new tank atau Merzy Cobra.
Pada
Waktu tersebut Kawasaki Motor pernah direncanakan akan meluncurkan
model baru dengan peningkatan kapasitas mesin 250 cc. Namun, karena di
Indonesia peraturan pemerintah pada waktu itu menolak hal tersebut
Karena Peraturan di Indonesia pada waktu itu membatasi kapasitas
maksimum mesin 200 cc motor untuk umum.
Motor
ini telah menjadi favorit untuk dimodifikasi menjadi bentuk motor
chopper ala Harley Davidson a.k.a. PPH (Pura-Pura Harley), dan sampai
sekarang masih banyak penggemarnya.
Adapun
spesifikasi dari KZ-200, diluar pengapiannya ada yang menggunakan
platina maupun CDI, adalah sebagai berikut: mesin menggunakan teknologi 4
langkah berkubikasi 198cc SOHC berpendingin udara, Bore x Stroke adalah
66 x 58mm, Rasio kompresi 9.0:1, Torsi 16.8nm pada 7.000rpm,
Berkarburasi Keihin 26-PW, Bertransmisi 5 percepatan, menggunakan roda
depan berdiameter 18″-275 berpenghenti laju disk brake, sedangkan
belakang 17″-350 berpenghenti laju tromol, dan total berat keseluruhan
motor ini adalah 136kg. Kecepatan maksimal yang bisa diraihnya adalaha
140kph dengan kondisi standar pabrikan.
Beberapa langkah yang berguna dalam merawat/memperbaiki BINTER anda adalah sebagai berikut :
- Periksalah
tanki motor anda motor Binter anda umurnya cukup lama, atau boleh
dibilang usia motor dibandingkan dengan motor-motor lain usianya pada
seumur jagung / kalah tua dibanding Binter. Untuk menjaga kebersihan
bahan bakar yag masuk ke dalam carburator harus terjamin kebersihannya
dari kotoran yang mungkin timbul dari dalam tanki anda. Apabila
carburator sering ngadat indikasinya adalah mungkin bahan bakar yang
masuk kotor, caranya :
- Buka jok motor. Buka selang yang menghubungkan carburator ke tanki
- Buka tanki sliding/geser kedepan
- Tampung bensin yang ada di jirigen atau diwadah apapun
- Kocok-kocok
tanki dan buang kotorannya,boleh juga ditiup pake angin tapi hati-hati
angin dari kompresornya jangan ada airnya.pake nitrogen baik juga,
yakinkan sampai bersih.
- Hati-hati dalam membongkar dan memasang kran bensin, jangan sampai jadi penyebab bocor
- Memeriksa
baterai : Cek terminal baterai dan bersihkan bila anda melihat karbon
dengan terminal. jangan sampai berkarat, pastikan air akki/baterai
terisi penuh dan mengganti baterai jika mati atau tidak berfungsi.
- Memeriksa
rantai chain harus dalam kondisi baik. Anda harus memeriksa rantai
sebagai berikut : Cek ketegangan dalam rantai, rantai tidak boleh
terlalu longgar atau terlalu ketat, periksa apakah ketegangannya sudah
tepat. Check Gap/Play ke kiri, kanan, atas dan bawah. Kondisi roda gigi
depan/belakang jangan sampai kondisinya lancip, gigi harus halus dan
tidak boleh ada gompal. Jika ada maka anda perlu membeli sprockets baru.
Sebelum lubricating rantai, pastikan anda telah membersihkan semua
kotoran. setelah itu berikan pelumas yang baik khusus untuk rantai.
- Pastikan
rem bekerja dengan bagus, periksa minyak rem untuk rem depan, periksa
indikasi rem belakang, kanvas rem apakah masih tebal atau sudah tipis
sehingga perlu diganti.
- Periksa
oli mesin apakah masih sesuai marking atau perlu ditambah atau memang
sudah saatnya diganti. Selalu ingat jadwal penggantian, sudah berapa km
sejak penggantian oli terakhir.
- Periksa tekanan angin pada ban motor anda.
Berikut tips supaya mesin Binter Merzy tidak cepat panas
Karena pada dasarnya oli seperti darah pada manusia,maka perlu perawatan pada part part yang berhubungan dengan oli.
mesin panas disebabkan karena oli kurang ke mesin hingga mengakibatkan mesin jadi panas dan jadi gak bisa jalan tuh motor.
solusinya
pada saringan oli saringan oli pada binter merzy kan ada 2 yang atas
yang ada kertasnya itu dan yang bawah yang berupa kasa besi sebesar ibu
jari
saringan yang atas bersihkan saja secara rutin dan jangan pernah
membuang kertasnya bisa rusak nanti gan mesinnya karena kemasukan
kotoran .
yang bawah yang berbentuk kasa itu panjangin aja kasanya
hingga mentok beli kasa dari besi yang biasanya digunakan untuk sablon
pasang tuh di saringan yang dibawah dijamin mesin gak bakalan panas
lagi
Selasa, 14 Mei 2013 08:14 WIB
Modifikasi Motor
Pesona aura
motor classic bisa membius semua kalangan. Seperti Erry Prasetya, biker
yang berprofesi sebagai kontaktor engineering dan tinggal di Bekasi,
Jawa Barat.
“Saya memang suka motor classic sejak dulu,” bilang Erry, panggilan
akrab Erry Prasetya yang juga punya koleksi Ariel dan Suzuki Thunder 250
Café Racer.
Koleksi Erry yang lain, Kawasaki Meguro 500 cc.
Seperti yang terpampang di artikel ini. Project, hasil garapan rumah
modifikasi Opay Custom di Jl. Pulo Ribung, No. 7, Pekayon Raya, Bekasi
Selatan, Jawa Barat. Meguro kelahiran 1969 ini, sudah berubah total
lewat Brat Style.
“Konsep ini dipilih karena pertimbangan ergonomi riding. Sebab, Erry
masih ingin pacuannya mengaplikasi sok. Enggak rigid. Sehingga, masih
enak diajak riding dan ketemu aspal rusak,” bilang Hanafi Hasan yang
biasa dipanggil Opay, modifikator dan owner dari Opay Custom.
Masih
pertimbangan ergonomi saat berkendara. Karena adopsi gaya Brat yang
karakteristik frame sedikit mendekati chopper, posisi persneling dan rem
harus alami rekontruksi. Awalnya, peranti ini nempel di bawah engine.
Sekarang dipindahkan ke depan. Bila tidak, posisi kaki sedikit tertekuk
dan tak nyaman.
Bukan hanya terfokus pada ergonomi, pemilihan
part pendukung penampilan Brat Style kali ini terbilang simple dan
elegan. Terutama, pemilihan model tangki peanut yang dilabur airbrush
bertemakan grafis. Cat, aplikasi pakai merek Kardiac dan buat clear
pakai Auto Bright. "Untuk mal, dibantu kain renda. Serta diberi sedikit
metal flake agar terlihat lebih mantap," bilang Opay. Keren bor.
(motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI
Sok Belakang: Suzuki Thunder 125
Lampu: Aftermarket
Pelek depan: TK 1,60X21
Pelek belakang: Harley-Davidson 3,50X16
Kamis, 31 Januari 2013 10:16 WIB
Modif Kawasaki Binter Merzy, 1983 (Bandung)
Aslinya istilah
roundtank mengacu ke desain motor-motor super-jadul tahun 20-an. Waktu
itu, opa oma kita, para desainer masih terbatas visinya pada bentukan
sepeda onthel alias sepeda angin. Nah, karena ada mesinnya, mereka kudu
desain tangkinya juga dong! Makanya tangki nempel di backbone dengan
desain sangat sederhana, silinder, jadilah istilahnya tangki silinder,
membulat atau bahasa kulonnya, roundtank.
Melalui perkembangan zaman, gaya-gaya roundtank punya penggemarnya
sendiri. Istilah juga bergeser, bukan melulu tangki silinder di backbone
berbentuk silinder tapi masuk ke gaya superjadul, hardtail, sasis
springer, setang sepeda dan motor cenderung rata, tidak sedinamis
choppers ataupun bobber. Wuih...., apalagi ala Jap’s style ataupun
street tracker yang jauh lebih modern.
Dari pijakan inilah, bro Riki alias Ikuk, anggota MMC-Outsiders MC
Bandung memilih desain ini.”Karakter gaya roundtank saya nilai keras,
die harder, simpel dan polos,” bukanya pada Em-plus.

Karakter polos dimulai dari nggak dipersilakannya unsur cat masuk ke
motor ini. “Semua seperti aslinya, warna logam sesuai bahan motor. Dari
sini juga ingin menunjukkan kerapian pengelasan dan detail yang lebih
jujur kelihatan,” tambahnya lagi.
Selain owner motor, Ikuk juga builder. Jadi tak heran kalau desain
motornya ini dibuat di rumah modifikasinya dibawah bendera Ikuk Custom
di bilangan Mekar Wangi Dalam, Bandung, Jawa Barat.
Ia mulai dengan konstruksi sasis hardtail simpel. Di bagian depan, Ikuk
mengikuti desain sepeda jadul, dengan down tube tunggal dan bercabang
dua di bagian bawah untuk menyangga mesinnya. Rake dibuat sesuai standar
KZ 200 yang dirasa sudah mumpuni.
“Tidak dipilih centang karena tak mengacu ke desain choppers. Rake rapat
tadi, bikin sektor depan jadi padat. Pasalnya saya juga merancang sok
depan tidak springer tapi lebih ke gaya girder,” tambah Ikuk lagi.
Gaya ini tentunya makin tonjolkan kesan lawas di motor ini. Apalagi Ikuk
sengaja desain setang tanpa raiser. Tapi langsung nempel di T atas,
gaya bullhorned yang kental setang sepeda onthel. Nuansa minimalisnya
makin kentara saat ia ogah bikin sepatbor depan-belakang.
“Pertimbangannya supaya karakter ban lebih kelihatan,” tutupnya.
Siap gan….
(motorplus-online.com)
Data Modifikasi :
Ban depan: Swallow 4,00 x 18
Ban belakang: Swallow 4,00 x 18
Setang: By Ikuk Custom
Karburator: Keihin PE28
Selasa, 18 Desember 2012 15:20 WIB
Modif Kawasaki Binter Merzy, 1983 (Bekasi)
Berpikir keluar
jalur alias out of the box, mungkin inilah pribahasa yang cocok untuk
ubahan yang dianut rumah modifikasi Opay Custom, Bekasi. Pasalnya Honda
C-70 banyak diburu untuk dibikin city cub. Atau Binter Merzy yang cocok
buat modif aliran Japs style bahkan chopper malah diobrak-abrik.
Hanafi Hasan yang bos Opay Custom berpikir terbalik. He..he.. asal
otaknya yang enggak terbalik bro. Antara C-70 dan Merzy bukannya dibikin
dua motor yang berbeda, malah digabungin.
Mesin Merzy yang notabene motor batangan, digabungkan dengan sasis Honda
Grand. Ada-ada saja memang. “Iya namanya modifikasi, harus beda. Agar
hasilnya bikin orang bilang wow gitu,” canda Opay panggilan modifikator
dari Jl. Pulo Ribung No. 7 Pekayon Raya, Bekasi Selatan.
Pria yang dulunya sering ketok bodi mobil alias body repair itu
memainkan jurus. Ciaaatttt.. agar mesin Merzy bisa terpasang aman
disasis Grand, harus tempuh beberapa cara. Karena dudukan mesin sport
dan sasis bebek sangat berbeda jauh. Caranya backbone Grand disunat
sampai tak tersisa, sehingga hanya ada sistem kemudi dan bodi belakang.
“Tulang belakang baru terbuat dari bahan pipa besi 2 inci atas dan 1,5
inci bawah, dibentuk mengikuti kontur engine. Penggabungan sasis baru
menggunakan las karbit,” tambahnya. Untuk mengikat mesin, dibuatkan
breket baru berbahan pelat besi setebal 3 mm agar kokoh.
Tapi, supaya keliatan lebih klasik modern, Opay coba gabungkan beberapa
part Honda C-70 dan part variasi. Seperti buntut belakang, setang dan
batok lampu beserta headlampnya. Tak lupa agar mesin tetap adem,
aplikasi oil cooler kepunyaan Suzuki Satria FU pun ditempuh.
Setelah motor rempug alias selesai dibangun, sang owner yang punya
ngaran Khamid Purnomo langsung ngajak jalan-jalan sekalian tebar pesona.
“Hasilnya bikin orang penasaran. Ketika berhenti dilampu merah banyak
orang yang bilang aneh. Pasalnya motor bebek tapi mesinnya tegak dan
suaranya galak. Ketika lampu hijau dan throttle gas dibuka, wuzz
meninggalkan bebek-bebek betina yang ada di belakangnya,” bangga Pak
Guru, sapaan yang punya motor ini.
Pasti banyak pertanyaan yang mucul soal STNK-nya seperti apa? “Tenang
bos aman kok. Kan pakai STNK kepunyaan Merzy yang memang bawaan mesin,
untuk nomor rangka tinggal pindahin dari sasis KZ200 ke sasis Grand
dengan cara gunting pelat, aman deh,” kekehnya